Sunday 15 March 2009

Rumah Karya Teman Kita : Mono


















Desain rumah (denah/tampak/potongan/RAB) ini dapat didownload di www.renanda.com/arsitektur

Konten di publish di Media Indonesia Sabtu (ada rubrik arsitektur setiap minggu ke 2 yang saya 'asuh'), liat di e-paper (cari tanggal 14 februari dan 14 maret 09) disini

Mono adalah seorang arsitek yang juga aktif menjadi kontraktor. Pengalaman ia didunia ‘kontraktor’ membuat ia lebih mengerti efektifitas, baik dari segi teknik membangun maupun dari sisi dana yang dikeluarkan. Untuk rumah tinggal besar atau mewah, sisi efektifitas biaya tidak lah menjadi perhatian utama dari sang pemilik rumah, namun untuk desain rumah kecil, dimana dana sang pemilik rumah cukup terbatas, atau desain rumah tinggal untuk di’jual’ kembali, faktor dana menjadi hal yang sangat sensitif.

Konsep yang menarik dari desain rumah ini adalah penggunaan ruang garasi rumah yang dapat ‘berganti’ fungsi di siang hari. Mono berasumsi bahwa, pada umumnya, kendaraan roda empat, hanya perlu didalam garasi rumah pada malam hari saja, di siang hari, sang kendaraan sering berada diluar rumah, atau dapat di ‘parkir’kan di area terbuka, atau didepan rumah. Dengan konsep seperti ini, maka, ada area ruang keluarga terdapat penhubung yang cukup besar , sehingga kesan pembatas antara kedua dapat dihilangkan. Material yang digunakan untuk ruang garasi ini pun dapat ‘setara’ dengan ruang keluarga ini. Konsep ini dapat dilakukan dengan baik, terutama bila kita mengansumsikan bahwa ruang garasi adalah perluasan ruang keluarga.

Lantai atas dibuat untuk menjadi area kamar tidur dengan ukuran yang nyaman. Mono beranggapan bahwa kebanyakan para ‘developer’ memberikan desain kamar tidur yang terlalu kecil pada kenyataan dilapangan, memang untuk brosur, para pengembang ingin desain rumah terasa lapang dengan mendesain kamar yang ukurannya sangat terbatas, namun untuk kita sang pemilik rumah, tentu kegiatan kita pun cukup banyak dilakukan di kamar tidur, maka tentunya semakin luas kamar tidur tersebut, semakin baik tentunya.

Karena pada umumnya rumah kecil ini dibuat dengan pertimbangan ekonomi, maka sebaiknya, elemen ‘pemanis desain’ berada di ‘facade’ (tampak depan) bangunan. Penggunaan material campuran dari plesteran yang murah dengan material khusus seperti batu alam dapat kita kombinasikan. Nomer rumah pun, bisa kita buat seakan-akan menjadi bagian dari desain yang dapat mempercantik tampak depan rumah kita. Bila kita suka dengan elemen material dari bahan kayu, dapat kita gunakan di beberapa area, terutama yang tidak langsung terkena dengan sinar matahari atau air hujan, sehingga lebih awet.

Desain rumah ini pun terlihat asri dan menarik untuk proyek kompleks perumahan, pengolahan warna dan permainan material batu yang berbeda-beda, dapat membuat rumah-rumah ini tidak berkesan monoton.