Friday, 22 February 2008

Desainer kita adalah dokter kita...














Penganalogian profesi desainer arsitektur dan interior dengan profesi dokter sering saya lakukan, tentu, penyamaan 'profesi' ini bersifat loosely dan konseptual saja, tentu buat anda yang mengerti dan berprofesi sebagai dokter, bisa mempunyai pengertian yang berbeda, so please, sebelum saya bercerita dibawah, bila tersinggung, saya mohon maaf sebelumnya...


Bila dilihat dari sisi pekerjaannya sehari-hari, ada kesamaan. Dokter melakukan tugas konsultasi, dimana kita bisa datang ketempat praktek dan menyampaikan keperluan kita. Lalu sang dokter bisa memberikan kita pengarahan, dan obat ringan yang bisa kita beli di apotik. Dan bila penyakit kita serius, maka kita harus segera pergi ke rumah sakit dan bila perlu, kita di bedah/operasi...kira-kira seperti itu bukan?

Desainer juga melakukan hal yang hampir sama, anda berkonsultansi dengan mereka, dan sang desainer memberikan gambar awal, dan bila berlanjut maka gambar dibuat lebih detail, dan pada saatnya, proyek akan dilaksanan.

Dokter dan Desainer adalah manusia biasa yang memiliki pengetahuan/ketrampilan khusus. Bila kita sakit, dokter tidak bisa mengetahui langsung apa penyakit kita, tahap awal kita harus berbicara dengan jelas, komunikasikan apa keluhan kita, semakin kita tepat berkomunikasi, semakin jelas apa yang dapat sang dokter mengerti, dan memberikan input awal...

Dengan desainer, kita pun perlu untuk memberikan apa yang kita inginkan dengan jelas, desainer tidak bisa mengerti dengan pasti, apa yang ada dikepala kita. Mereka hanya mencoba mendengarkan dengan baik dan mengambil kesimpulan dari info tersebut. Sama dengan dokter, bila sang pasien salah/kurang baik cara berkomunikasinya, maka sang dokter pun sulit dan bisa salah mengdiagnosa. Begitu juga dengan desainer, bila keinginan anda tidak jelas, maka jangan heran, bila sang arsitek salah menebak apa keinginan anda....

Juga seperti dokter, pada tahap-tahap berikutnya, barulah ia bisa mendeteksi dengan proaktif, dokter menggunakan hasil lab, cek darah, rontgen dan MRI, desainer mendeteksi dengan melihat site, membaca kebutuhan rumah kita, budget kita, dan timing kita..pada tahap ini keahlian sang dokter dan desainer lah yang lebih berperan. Semakin 'tinggi' ilmu sang dokter dan desainer, semakin tajam analisanya..dan dapat memberikan hasil yang baik..

Namun, bagaimanpun juga, "meeting pertama" dengan sang dokter atau desainer, kita lah yang menentukan nasib kita selanjutnya, siapkan komunikasi yang baik, perjelas apa yang kita harapkan atau permasalahan kita lebih baik, agar sang dokter/desainer dapat dengan cepat mendiagnosa 'penyakit'/problem kita lebih baik...dan akhirnya, tidak ada salah paham...

;-)