Monday, 12 May 2008

Arsitek Keras Kepala (lagi)

Buat saya, selain mendesain 'eksterior' rumah tinggal, sebuah proyek 'interior' terkadang cukup menarik perhatian saya, terutama bila rumah tersebut di desain oleh arsitek lain.

Entah kenapa bulan ini saya mendapatkan 2 buah proyek interior rumah tinggal, dari 2 karya arsitek yang berbeda.

Arsiteknya boleh berbeda, namun, keluhan dari sang owner..sama saja.Masing-masing arsitek 'keras kepala'. Alias, sulit untuk memenuhi keinginan sang owner.

Bedanya, yang proyek pertama saya tidak setuju dengan sang arsitek, sementara, 'anjuran' arsitek di proyek yang ke 2 justru saya 'mengerti' atau setuju. Yang pertama terkesan 'asal' keras kepala, sementara arsitek lainnya menunjukkan kesan 'alasan yang jelas'.

Mungkin pandangan saya terhadap kesan 'asal keras kepala' tersebut agak keras. Namun pada intinya, letak persoalannya adalah : alasan. Atau 'reasoning'.

Dalam perbedaan pendapat dengan klien, ada 3 hal yang berpengaruh; 2 hal pertama mutlak, sedangkan yang ketiga 'debatable':

1. Budget; sebuah usulah dari arsitek tidak boleh memberatkan sisi keuangan sang owner. Bahkan bila bisa, meringankan biaya pembangunan.

2. Waktu; sebuah usulan sebaiknya tidak menunda pekerjaan dilapangan.

Artinya, dari kedua poin diatas, tidak ada salahnya sebuah usulan tersebut berdampak biaya tinggi atau waktu yang menjadi lama, selama sang owner menyetujuinya.

Yang ke 3...Estetika.

Hal keindahan inilah yang sangat sulit di perdebatkan. Saran saya seperti ini, bila kita mencari arsitek karena alasan 'desain dia bagus', maka percayakan keputusan estetika kepadanya. Namun, bila alasan kita mencari arsitek karena 'alasan selain estetika' maka, jelaskan kepadanya, dari awal bahwa kita akan juga turut mengontrol sisi keindahan dari rumah tinggal ini....

dan bila anda sang arsitek...usahakan memberika alasan yang jelas, mengapa kita mengambil keputusan yang agak berbeda dengan keinginan sang owner. ..