Arsitek di Indonesia, juga seperti profesi lainnya di Indonesia, secara umum masih merasa 'dibawah kelas' profesi yang sama di negara2 lain. Rasa 'minder' dan anggapan masyarakat bahwa 'produk indonesia' dibawah rata-rata masih terasa dominan.
Namun bila kita teliti lebih lanjut, terkadang, perbandingannya lah yang tidak sesuai. Sering kita membandingkan para arsitek kita dengan arsitek 'kelas dunia'. Misalnya, arsitek top dari Amerika.
Yang kita tidak sadari adalah, para arsitek top ini, juga merupakan 'arsitek top amerika', yang berarti, di mata arsitek 'umum' di amerika, merekalah yang paling bagus. Sementara, banyak arsitek di Amerika atau negara maju lainnya, sebernarnya, dapat kita anggap 'biasa' saja, atau tidak lebih bagus dari arsitek lokal.
Seperti misalnya, acara TV 'Sex and the City' dan acara TV lainnya yang sejenis, yang mungkin secara umum, kita anggap adalah bagian lifestyle dari warga di Amerika pada umum. Single adult woman yang penuh dengan 'kegiatan' seksual dalam hubungan dengan pria mana saja yang mereka suka. Terasa sangat liberal dan bebas dari kungkungan 'moral'.
Kembali lagi kita harus melihatnya, bahwa serial TV ini, adalah 'mimpi'nya orang Amerika juga, dalam arti, tidak realistis menggambarkan 'value' sehari-hari warga Amerika pada umumnya.
Apakah ada wanita2 seperti ini? pasti ada. Disini pun juga ada. Tetapi apakah ini menggambarkan lifestyle single woman di Amerika pada umumnya, jawabannya kemungkinan besar adalah tidak. Bahkan saya berani menebak banyak wanita di Amerika yang jauh lebih konservatif dibandingkan wanita di Indonesia.
Secara garis besar, manusia itu sama dimana saja.
Lalu hubungannya dengan arsitek di Indonesia apa?
Nasibnya hampir sama, dimana arsitek indonesia, menjadi korban image yang telah terbentuk selama ini, kelas kambing. Bila saya dilahirkan sebagai anjing, tetapi orang tua saya menggangap saya kambing dan memberi makan seperti layaknya kambing, teman-teman saya bilang saya itu benar kambing, guess what?walau saya berdiri didepan cermin, saya pun akan berkata, saya kambing.
Saya, dan arsitek indonesia lainnya, lupa untuk mengonggong.
Bila anda, sedang mencari arsitek untuk proyek rumah anda, hal yang terpenting justru memberikan motivasi kepada sang arsitek ini, agar dapat berani bekerja diluar apa yang selama ini ia kerjakan. Berikan tantangan dan dukungan kepadanya.
Mungkin anda merasa konyol untuk melakukan hal ini. But trust me, bahkan bila anda melihat sang arsitek ini sudah cukup baik hasilnya, tetap tantang ia agar bisa lebih baik lagi. Bangunkan arsitek ini dari ingatkan bahwa ia bisa mengonggong.
Saya sendiri sering kehilangan motivasi dalam bekerja. Dan klien yang baik, justru adalah para klien yang membuat saya 'menggonggong' lebih keras. Mengingatkan kepada saya, saya bukanlah, kambing.
Bila sang arsitek diberi motivasi, ia akan memberikan hasil yang baik, dan berarti, untuk para klien, itu adalah keuntungan yang luar biasa, dimana sang arsitek dapat memberikan hasil yang terbaik untuk kita.