Wednesday, 9 December 2009
Tuesday, 17 November 2009
Saya juga bikin lagu dan coba menyanyikannya...
Tuesday, 3 November 2009
99 Untuk Arsitek : Pre Launch
Wednesday, 5 August 2009
Karya Arsitek Di Koran Media Indonesia Sabtu (setiap minggu ke2 tiap bulannya)
Sunday, 15 March 2009
Rumah Karya Teman Kita : Mono
Mono adalah seorang arsitek yang juga aktif menjadi kontraktor. Pengalaman ia didunia ‘kontraktor’ membuat ia lebih mengerti efektifitas, baik dari segi teknik membangun maupun dari sisi dana yang dikeluarkan. Untuk rumah tinggal besar atau mewah, sisi efektifitas biaya tidak lah menjadi perhatian utama dari sang pemilik rumah, namun untuk desain rumah kecil, dimana dana sang pemilik rumah cukup terbatas, atau desain rumah tinggal untuk di’jual’ kembali, faktor dana menjadi hal yang sangat sensitif.
Konsep yang menarik dari desain rumah ini adalah penggunaan ruang garasi rumah yang dapat ‘berganti’ fungsi di siang hari. Mono berasumsi bahwa, pada umumnya, kendaraan roda empat, hanya perlu didalam garasi rumah pada malam hari saja, di siang hari, sang kendaraan sering berada diluar rumah, atau dapat di ‘parkir’kan di area terbuka, atau didepan rumah. Dengan konsep seperti ini, maka, ada area ruang keluarga terdapat penhubung yang cukup besar , sehingga kesan pembatas antara kedua dapat dihilangkan. Material yang digunakan untuk ruang garasi ini pun dapat ‘setara’ dengan ruang keluarga ini. Konsep ini dapat dilakukan dengan baik, terutama bila kita mengansumsikan bahwa ruang garasi adalah perluasan ruang keluarga.
Lantai atas dibuat untuk menjadi area kamar tidur dengan ukuran yang nyaman. Mono beranggapan bahwa kebanyakan para ‘developer’ memberikan desain kamar tidur yang terlalu kecil pada kenyataan dilapangan, memang untuk brosur, para pengembang ingin desain rumah terasa lapang dengan mendesain kamar yang ukurannya sangat terbatas, namun untuk kita sang pemilik rumah, tentu kegiatan kita pun cukup banyak dilakukan di kamar tidur, maka tentunya semakin luas kamar tidur tersebut, semakin baik tentunya.
Karena pada umumnya rumah kecil ini dibuat dengan pertimbangan ekonomi, maka sebaiknya, elemen ‘pemanis desain’ berada di ‘facade’ (tampak depan) bangunan. Penggunaan material campuran dari plesteran yang murah dengan material khusus seperti batu alam dapat kita kombinasikan. Nomer rumah pun, bisa kita buat seakan-akan menjadi bagian dari desain yang dapat mempercantik tampak depan rumah kita. Bila kita suka dengan elemen material dari bahan kayu, dapat kita gunakan di beberapa area, terutama yang tidak langsung terkena dengan sinar matahari atau air hujan, sehingga lebih awet.
Desain rumah ini pun terlihat asri dan menarik untuk proyek kompleks perumahan, pengolahan warna dan permainan material batu yang berbeda-beda, dapat membuat rumah-rumah ini tidak berkesan monoton.
Thursday, 12 March 2009
Me! on Seth Godin's Book!
Tuesday, 10 March 2009
Gunakan material yang tidak umum...
Friday, 27 February 2009
Rumah Mewah (superhouse) bukanlah Rumah "boros"
Wednesday, 18 February 2009
Gucci dan Louis Vuitton
Saturday, 14 February 2009
Tamu Arsitek Kita : Dedy Rusli
Review oleh Raul Renanda
Rumah ini direncanakan untuk dibangun di tanah dengan luas 500 meter persegi, dengan fungsi 3 kamar tidur dalam 2 lantai. Lantai dasar dibuat suasana terbuka dengan fungsi aktifitas sehari-hari, seperti ruang keluarga, ruang makan, dapur dan ruang tamu. Area service seperti ruang jemur, cuci dan kamar pembantu dibuat terpisah agar privasi pemilik tetap terjaga, sementara di lantai 2 difokuskan untuk menjadi area kamar tidur, untuk 2 orang anak, dan 1 kamar tidur utama. Juga terdapat ruang belajar yang dekat dengan area terbuka yang juga menjadi area tangga utama.
Dedy Rusli, sang arsitek, mengimpikan sebuah rumah yang simpel dan sederhana, memiliki ruang yang dapat dipergunakan disetiap sudutnya. Ia ingin rumah tersebut terasa sangat terbuka, namun tetap terjaga privasinya, hal ini yang menyebabkan taman berada didalam dinding pembatas yang tinggi, sehingga dari arah luar, rumah ini terkesan tertutup namun tidak arogan.
Gaya arsiktektur yang Dedy usung dapat dikatagorikan sebagai desain rumah modern, namun bila dipadukan dengan material-material alami, maka rumah ini pun tidak akan terkesan kaku, apalagi bila nantinya, sang pemilik rumah menggabungkan elemen lansekap yang lebih rindang dan tropikal.
Pada saat ini, orang tidak lagi takut untuk menggunakan desain rumah dengan atap datar, karena, dengan trik tertentu, rumah dengan atap datar tidak selalu berarti rumah yang panas dan mudah bocor. Bahkan dengan menggunakan atap yang datar, pemilik pun sebenarnya, masih dapat menggunakan area atap untuk kegiatan ‘outdoor’ yang dapat dilakukan dimalam hari, untuk digunakan sebagai roof garden untuk acara-acara sosial.
Hal yang terpenting dari mendesain rumah bergaya moderen adalah kesan ringan harus sangat terasa, hidari elemen arsitektural yang terkesan berat dan kokoh. Material dapat dicampur antara material alami dan metal. Struktur dari baja sangat dianjur, untuk memberikan kesan ringan tersebut. Bila masih terasa berat, beberapa elemen ornamental dari kayu dapat digunakan dibagian dinding, terutama di area yang tidak terkena hujan.
*****
Dedy adalah sarjana arsitek lulusan Universitas Katolik Parahyangan 15 tahun yang lalu, dengan modal pendidikan lokal ia mampu menjadi Associate Architect di konsultan arsitektur Barker Rinker Seacat Architecture di kota Denver di Amerika Serikat. Dedy sudah 10 tahun tinggal dikota tersebut. Sebelumnya ia bekerja di Jakarta, di PT. Atelier 6 Jakarta sejak ia lulus.