Seorang desainer yang baik akan menciptakan sebuah 'imagery' dikepalanya justru pada saat sang kita memberikan tugas kepadanya. Terkadang, the first idea yang muncul, sering dapat dianggap yang terbaik.
Problemnya adalah, sejalan dengan waktu, desain dapat berubah karena terdapat masukan2 baru, pada satu sisi desainer sebenarnya telah merancang desain sesuai dengan konsep yang telah ada. Misalnya sebuah urutan, huruf2 dibawah ini melambangkan jenis material, atau warna:
a-b-c-d-e-f
atau
aa-bb-aa-cc-aa-dd
namun sebuah interupsi desain, misalnya kita berkeberatan dengan material tertentu, misalnya elemen 'b', dimana kita cenderung memilih tipe 'f'., bila dipaksakan, maka konsep desain tersebut akan berubah menjadi =
a-'f'-c-d-e-f
atau
aa-'ff'-aa-cc-aa-dd
Sehingga urutan tersebut, dimana 'b' tiba2 diganti dengan 'f' merusak sequence yang direncanakan sang desainer. Hasilnya, sebuah desain yang pincang.
Bila kita memang tiba2 ingin merubah material/warna dari yang desainer tawarkan, konsekuensinya, sang desainer harus merubah total konsep yang telah ia rencanakan. Untuk meng-komplementari perubahan yang ada.
Kembali ke contoh 'b' menjadi 'f', sang desainer harusnya merubah konsepnya menjadi =
a-f-c-f-e-f-d-f
atau
aa-ff-aa-ff-aa-ff
Sadari bahwa perubahan kecil dapat mengakibatkan desain yang gagal...