Friday, 18 January 2008

Rasionalisasi "style" (classical style)













Saya masih tidak mengerti (walau mungkin bisa menebak..) bila saya 'berdandan' rapih menuju ke sebuah pesta perkawinan
- Apa fungsinya kita memakai dasi?
- Mengapa kita menggunakan kemeja lengan panjang?
- Ikat pinggang untuk celana yang sudah cukup ketat
- Tali Sepatu (untuk sepatu kulit)
- Sepatu ber 'hak'
- Kerah dikancingkan

Untuk wanita, lebih banyak lagi; Sepatu hak tinggi, make up, sanggul, dsb..

Semua yang kita lakukan agar terkesan rapih, menawan, cantik, elegan...semuanya tidak nyaman, merepotkan, membutuhkan perawatan tinggi, biaya yang tinggi, kaku, panas..

Namun kita tetap berupaya, mengkompromikan hal-hal yang tidak enak dan tidak praktis tersebut, agar kita tampil prima, dalam sebuah pesta.

Dan orang-orang yang tidak 'elegan' dalam penampilan berpakaian di pesta, adalah, justru orang-orang yang mementingkan kenyamanan...sepatu hak rendah, kerah tidak di kancing, dasi longgar, sempatu sol karet, rambut dikuncir, baju berbahan 'kaos'..

mengapa saya mengulas hal ini? apa hubungannya dengan arsitektur?

well, sebuah rumah bergaya klassikal, justru adalah sebuah rumah "pesta".Royal, Elegance, Luxury adalah kata-kata yang mewakilkan style rumah ini.

Maka, dalam kita mendesain rumah bertema klasikal, hal-hal yang sifatnya 'rasional' dan 'fungsional' harus lah dikompromikan, demi menjaga citra elegan .

Dan bila kita masih bersikeras agar rumah klasik sangat fungsional, well, bayangkan orang yang pergi ke pesta tadi, dengan kancing terbuka dan sendal jepit, atau t-shirt bergambar tuxedo