Wednesday, 24 December 2008

Setiap Rumah Punya Kepribadian Pemilik...






























Setiap rumah yang kita bikin, adalah cerminan dari diri kita sendiri. Dan setiap desainer yang baik, mengerti akan hal itu. 

Suka atau tidak suka dengan Bentley milik Paris Hilton ini, secara tidak langsung ia menyatakan, memang ini Bentley, tetapi ini Bentley-nya Paris...

Warna pink dari mobil ini, berikut dengan interior dan asesoris lainnya, tidaklah murah, Paris, pasti membayar extra mahal untuk membuat mobil ini 'spesial' di hati nya. 

Rumah kita juga sebenarnya sebuah "pink bentley", yang kita buat khusus agar menjadi bagian dari kita sendiri, namun, juga kita perlu sadari, tidak semua orang bisa mengapresiasikan dengan baik, seperti yang kita harapkan.... 

Sunday, 14 December 2008

Rumah Tipis




















Punya tanah terbatas namun ingin fungsi lebih banyak?

Kita memang aneh, terkadang ingin sekali punya rumah besar, dan mengeluh mahalnya harga tanah. Sebenarnya, option tersebut ada, namun berarti kita harus tinggal jauh dari pusat bisnis. Dahulu, mungkin tidak terlalu jadi masalah, sekarang, selain berurusan dengan macet, biaya transportasi pun menjadi kendala tinggi. 

Tren yang ada justru, kita akan bertahan dilokasi kita berada, atau bahkan ingin mencari tanah yang sangat kecil, namun berada dipusat kota.

Pilihannya adalah membuat rumah 'compact', rumah yang sangat kecil dan "tipis" didalam tanah yang sangat, sangat sempit.

Pola kegiatan pun harus dirubah, kita tidak bisa berharap 'layout' denah berfungsi seperti rumah pada umumnya. Rumah ini harus di desain sedemikian rupa, sehingga bagian dalam dari rumah terintegrasi dengan desain keseluruhannya.

Rumah Kompak ini, tidak selalu berarti rumah murah. Ide rumah ini ideal sekali, terutama bila kita berada didalam lingkungan dimana, biaya pembangunan rumah ini lebih murah dari harga tanah tempat kita berada.

Misalnya, biaya membangun rumah tersebut 3 juta per meter, maka, bila tanah kita berada dilokasi 'utama' dimana tanah kita berharga diatas 3 juta permeter, ide rumah kompak ini, dapat kita terapkan.

"ideal"nya lebar rumah minimum adalah 3.5 meter, namun, seperti yang kita lihat di foto2 ini, terutama di kota2 besar di Jepang (dimana harga tanah selangit), lebih kecilpun, tidak menjadi masalah.

Friday, 5 December 2008

Mahalnya Fee Arsitek...

Seberapa pun fee arsitek, akan terasa mahal oleh kita bila:
- Kita merasa, tugas seorang arsitek adalah, menggambar denah.
- Kita merasa, sebenarnya tukang atau kontraktor pun bisa membangun rumah.
- Kita merasa, sebenarnya kita juga bisa menggambar denah.
- Kita merasa, si arsitek toh tinggal contoh desain yang ada dimajalah/brosur developer
- Kita merasa, si arsitek nantinya egois dan mengatur keinginan kita.

Sebenarnya, fee arsitek bisa dirasakan sangat murah bila:
- Kita tahu bahwa, sang arsitek justru memperkaya imajinasi rumah impian kita
- Kita tahu bahwa, sang arsitek membantu membuat rumah yang nyaman
- Kita tahu bahwa, dengan desain yang baik, rumah tersebut lebih 'valuable'
- Kita tahu bahwa, rumah tersebut akan menjadi kebanggan kita, dan dipuji oleh teman2

Mungkin 'kelebihan' diatas sifatnya lebih "kualitatif"...bila kita termasuk orang yang perlu "justifikasi" dalam rupiah, maka perhatikan bahwa;

Yang terpenting, biaya pembangunan, justru sebenarnya akan lebih murah karena:
- Menghindarkan kesalahan desain, alias tidak ada bongkar2 setelah terbangun.
- Rumah berfungsi dengan benar, sehingga tidak ada ruang yang tidak terpakai dan boros.
- Menghindari praktek "kontraktor nakal", karena arsitek umumnya mengerti biaya pembangunan yang 'normal'.

Sudah beberapa proyek yang saya tangani,  yang sang klien baru sadar bahwa ia membutuhkan jasa arsitek, dan sudah ditengah 'pembangunan' tanpa bantuan arsitek sama sekali; dimana sang klien baru menyadari pentingnya fungsi 'arsitek profesional' setelah melihat banyaknya kesalahan dilapangan, dan uang terbuang percuma bila tanpa bantuan arsitek handal. 

Prakira saya, tanpa bantuang "saya" atau arsitek lainnya, pemborosan cost bisa mencapai 30%!, saya pernah membantu menyelamatkan biaya pembangunan rumah tinggal dengan biaya 2 milyar rupiah. Bayangkan, uang sebesar itu hampir terbuang percuma...

Sekarang, murah atau mahal kan fee arsitek menurut anda?

Sunday, 23 November 2008

Input!! Online - Media untuk arsitektur/Interior/Desain untuk Rumah Tinggal

Pada akhir2 ini beberapa tawaran menarik datang kepada saya untuk terlibat di hal 'tulis menulis'. Salah satunya berhubungan dengan "Online Magazine". Sementara ini kami masih menggodok konten yang baik. Tetapi saya sendiri, lebih ingin memberikan kepada 'pembaca' yang mereka butuhkan, ketimbang, apa yang ingin saya sampaikan.

Bila anda membaca tulisan ini dan tertarik untuk memberikan input, seperti apa kira2 kontendari online media ini, please email ke 'desainrenanda@yahoo.com', email tersebut bersifat pasif ya, jadi saya tidak aktif menjawab. Bila ada yang ingin 'berbicang2' dengan saya, bisa melalui 'form contact' yang ada di web saya, www.renanda.com, atau chat langsung di raulrenanda@yahoo.com (messenger).

Note: untuk pembaca yang penasaran "kok buku 'untuk arsitek' tidak keluar2 juga", saya infokan bahwa saya masih menunggu timing yang tepat untuk mengeluarkannya. Sementara saya sudah akan mulai menulis buat 'volume ke2'.

Cheers,

Raul Renanda

Saturday, 22 November 2008

Handsome vs. Sleek




















Ditulisan saya sebelumnya saya pernah menyinggung tentang desain rumah kita haruslah ada kesan sleek nya, karena memang itu yang menurut saya, kurang dirasakan dalam desain yang ada di negri ini. Sleekness (?)

Barusan saya menonton film Elizabeth:Golden Age, sequel dari Elizabeth.  Walau tidak sebagus yang pertama menurut saya, namun, dari segi produksi, sangat menawan.

Seperti biasanya, bila filmnya menarik, saya langsung liat ke IMDB, untuk cek info tentang film itu, dan baca beberapa review. Ada satu hal yang bagus yang diutarakan oleh si pe-review. Handsome production.

Handsome. bukan cool, bukan great, bukan stylish, bukan grand...tapi Handsome.

Saya tersentak, dan langsung berpikir, memang ada benarnya. Sebuah desain yang baik, bisa Sleek (feminin?) bisa juga Handsome (maskulin?)

Sleek = Ferrari, Handsome = Porsche.

Saya rasa, kata2 'sleek' bila berhubungan dengan desain, dapat berarti, emosional, passionate, adventure, namun juga tidak arogan, dominan...

Sementara Handsome bisa digambarkan, terukur, hati2, intelektual, presisi...

Nah, mungkin desain kita, bisa diartikan "sleek", atau "handsome"?

;-)


Wednesday, 19 November 2008

Waktu Vs. Quality

















Kita tentu sudah terbiasa makan fast food. McD, KFC, dsb. Penyajian cepat dan berkualitas.

Mungkin hampir semua yang kita perlukan, selalu dengan motto, cepat dan berkualitas tadi, sehingga, sungguh sulit buat kita menerima sesuatu yang harus berjalan dengan 'lambat'.

"cepat" atau "lambat" sebenarnya hanyalah sebuah persepsi, mobil saya bisa berkecepatan 170 km bila di push dengan beraninya, cepat sekali, di tol, rasanya mobil2 lain seperti tidak bergerak...

tapi kecepatan yang sangat cepat itu, tidak ada artinya di sirkuit (misalnya) atau diadu dengan sportscar mewah, justru mereka yang akan merasa, mobil saya, 'tidak bergerak'.

Jadi, cepat atau lambat relatif kepada apa yang kita bandingkan. Begitu juga dengan kualitas tentunya. Well, terlepas dari cerita mengenai 'speed', sebenarnya ada hubungannya dengan proyek rumah tinggal kita.

Kita semua mengharapkan rumah kita pun pembangunannya berjalan dengan cepat dan hasilnya berkualitas. Tetapi, sayangnya, rumah kita, bukanlah produk massal.

Rumah yang kita bagun, adalah custom house, atau didisain khusus dan unik "hanya untuk kita". Nah bayangkan bila kita pergi ke McD, dan memesan makanan yang "hanya untuk kita", well, apabila mereka pun mau, pasti lebih lama, karena tidak begitu saja tersedia.

Nah, bila kita di hadapkan kepada pilihan WAKTU vs. KUALITAS, untuk proyek rumah kita, sayangnya, kita harus mementingkan kualitas.

Bila kita baru hendak membangun rumah, saya yakin, kita dengan mantap mejawab, kualitas pasti penting. Namun, biasanya, isu ini baru muncul justru pada momen2 terakhir masa pembangunan. Dimana, pada saat finishing, atau yang berhubungan dengan elemen dekoratif, justru akan berada di fase belakang dan memakan waktu yang lama, karena, pekerjaannya lebih hati2.

Bila proyek kita sudah berjalan 1 tahun, 2 tahun..atau sampai 3 tahun untuk rumah super besar, pertanyaanya, apakah kita masih sanggup menunggunya? perlu berapa lama lagi rumah ini barus selesai.

Itu tantangannya.

Ingat, selama-lamanya, semolor-molornya, proyek rumah tinggal kita, tidak akan pernah lebih lama dari pada waktu kita menempatinya. Rata2 proyek rumah berjalan sekitar 1 - 1.5 tahun...dan seperti yang saya ungkapkan untuk rumah mewah, 1.5-2 tahunan...sementara, kita paling cepat, tinggal didalam rumah tersebut, 5-10 tahun, bahkan untuk rumah besar, biasanya kita sudah akan rencanakan untuk 'mewarisinya' ke anak2 kita.

Lalu, apa artinya, kita berhati2 dalam finishing rumah kita, agar kualitas pekerjaan menjadi sempurna?  Se 'lambat2nya' pekerjaan desain yang berhati2..tidak akan merugikan kita...

Jadi, kualitas, sebenarnya, adalah hal yang paling penting, walau kita terpaksa mengorbankan waktu....

* lambat disini dimaksud pekerjaan yang berhati2 yang tidak dapat di 'buru'2, bukan keterlambatan karena kesalahan manajemen proyek. (foto dari sini)


Sunday, 16 November 2008

Pemilik Proyek dan Desainer













Pemilik Proyek:

"Saya membutuhkan seorang arsitek dan interior desainer untuk rumah impian saya. Saya bersusah payah menabung dan mencicil rumah ini sampai bertahun-tahun kedepan. Saya ingin anak dan pasangan saya menikmati rumah ini, aman didalamnya, berfungsi semestinya, dan menjadi kebanggaan kita kepada orang disekitar kita. Rumah ini adalah bagian dari kehidupan saya. Saya berharap mendapatkan seorang desainer yang dapat mewujudkan impian saya ini"

Desainer:

"Saya menginginkan seorang klien yang dapat mewujudkan desain dan imajinasi saya. Saya berhadap proyek ini dapat menjadi masterpiece saya, dimana teman-teman sesama profesi mengaguminya, dan media mengangkat karya saya menjadi karya yang terbaik dan populer. Saya belajar dan bekerja bertahun-tahun dengan imbalan yang sederhana agar suatu saat dapat menghasilkan sebuah karya yang dapat dibanggakan, dan memberi inspirasi kepada desainer muda, karya ini adalah sebagai hasil buah pemikiran dan karakter saya sebagai desainer"

(foto dari sini)


Monday, 10 November 2008

Kontraktor = Tenaga Ahli




















Bila kita sedang mencari kontraktor untuk proyek rumah tinggal kita, kita biasanya mencari beberapa kontraktor untuk melakukan pengajuan biaya pembangunan. Dan dari biaya tersebut, kita mencari (biasanya) yang termurah. 

Pertanyaanya, apakah murah berarti lebih baik?

Bila memang harga yang menjadi patokan, lalu, bagaimana prestasi kontraktor berpengalaman dan handal dapat diakui? Apakah bila ia lebih handal berarti besar kemungkinan mendapatkan proyek besar? apakah proyek kecil, berarti bukan proyek murah?

Memang pada dasarnya kontraktor harus memberikan prakiraan biaya pembangunan dan waktu pelaksanaannya. Tetapi, mereka juga mempunyai "harga" sesuai dengan kualitasnya. Karena, apapun jenis bisnisnya, makin baik kualitasnya, bisa dikatakan makin tinggi harganya, atau memerlukan volume yang banyak, agar mendapatkan harga yang bersaing...

Poin dari tulisan ini adalah, hati-hati dalam menilai perhitungan  sang kontraktor...murah tidak selalu berarti lebih baik, dan mahal pun, tentu kita tahu, harus ada 'dasar'nya.

Sayangnya, kontraktor yang berpengalaman dengan tukang yang baik, terkadang sulit untuk mengatakan kepada kita, "team saya bagus dan berkualitas, mereka saya bayar lebih tinggi dari tukang biasa". atau juga berkata "keahlian kontraktor nanti akan terlihat, dalam mengatasi sebuah masalah, dan kemampuan finansial, bila anda 'telat' membayarnya"...

Dan untuk saya, seorang desainer, kontraktor yang baik adalah: mereka yang dapat mewujudkan keinginan saya. Yang berarti, mewujudkan keinginan klien.

Tanpa kontraktor yang handal, desain sehebat apapun, akan kacau. Bahkan untuk arsitek kelas dunia pun, kerap dipusingkan oleh kontraktor.

Bila kita sangat tergantung kepada mereka, maka, wajar, bila kontraktor yang handal...ada 'harga' nya.

Lebih Cantik Dari Asli nya....




















Sejujurnya, kita benar-benar menjadi korban fotografi, mulai dari ketertarikan kepada kebendaan, seperti Mobil, Jam Tangan, Tas, Perhiasan, Baju dsb...sampai dengan Pria/Wanita ideal, alias foto model, artist...

Begitu juga dengan desain rumah dan interior, bagaimana pun, patokan kita adalah gambar/foto yang ada di majalah dan juga televisi.

Bila kita mengharapkan rumah kita seperti yang ada di majalah, maka, dalam menilainya harus juga dalam bentuk foto juga. Fotografi tidak berbohong, namun, foto memberikan informasi keindahan yang tidak bisa semua orang rasakan.

Saya termasuk orang yang beruntung bisa melihat langsung beberapa karya arsitek yang spektakular dalam bentuk aslinya, apakah seperti yang sebelumnya saya lihat di majalah? jawabannnya tidak.  Maka, begitu juga nantinya dengan rumah tinggal kita, tidak akan sama seperti dengan yang kita harapkan dengan membayangkan gambar-gambar di majalah...

Jadi, apakah yang asli lebih jelek daripada di majalah? tidak juga. Karena benda yang 'asli' memberikan informasi keindahan yang justru foto tidak bisa memberikannya...jadi akan ada perbedaan diantara keduanya.

Seorang foto model jelas terlihat ganteng/cantik dimajalah, dan tidak akan seperti aslinya. Yang asli, walau tidak se'bagus' di foto, dengan karakter yang kuat, atau personality yang mempesona, justru bisa memberikan kita efek yang sama, atau bahkan lebih dari yang kita bayangkan sebelumnya. Namun, juga ada foto model yang sebenarnya, justru memang, boring.

Intinya adalah, kita harus kembalikan ke persepsi kita.

Bila proyek rumah kita sudah selesai dan kita merasa 'kecewa', cobalah panggil fotografer yang profesional untuk mengabadikannya...anda pasti akan tidak percaya, bahwa hasilnya, lebih cantik daripada aslinya....

(foto diatas Lolo, my dog...keliatan lebih gagah dari pada aslinya..)

Monday, 27 October 2008

Design Trend Prediction 2009












Curved, Organic and Vivid Color juga 
White dan Metallic (silver-ish)/Carbon Fibre...

Fresh, bright, BOLD

Inspirasi: LEGO, WALT DYSNEY, Formula 1

Tidak mudah menentukan arah trend tahun depan, tetapi mungkin ada hint yaitu:
  • bentuk minimalis sudah akan ditinggalkan, lebih ke arah maksimalis
  • minimalis = zen = ketenangan diganti oleh vivid, active, bold, strong
  • segala sesuatu yang "green" dan "eco" sudah 'over exposed', diganti dengan Candy, Flower, Happiness
  • Shape yang kotak2 dan kaku, menjadi lebih soft, lucu, toy-ish, curved
Untuk penggemar mobil, bisa melihat arah yang BMW lakukan akhir ini, Wind(angin) design yang ada di konsep mobil MAZDA juga akan menjadi trend untuk desain kendaraan...

Sementara itu pengamatan saya...

Raul Renanda di Media October 2008


Media Indonesia Sabtu/Futurarc Magazine/Idea Renovasi Magazine...


Friday, 24 October 2008

di Colong dari Gizmodo.

Artikel di Gizmodo yang biasanya tentang gadgets, kali ini membahas tentang "relaxation room", saya gak tahan untuk ceritanya saya bahas disini. Kesimpulannya, persepsi kita terhadap Warna, Bau dan Suara, memang mempengaruhi kondisi emosional kita.

Yang uniknya, mereka anggap warna hijau bikin fresh, dan biru di langit2 mirip 'langit' yang bikin kita rileks...hmm..jadi inget wallpaper standard Windows? ruput dan lagit...sementara Mac OS 'galaxy'? apa artinya ya?


Kesimpulan?

Bila setuju warna berpengaruh, dan 'percaya' warna hijau (simbol rumput) dan warna biru (simbol langit) bikin kita tenang, somehow, di ruang kerja, kamar tidur, atau ruang lainnya yang ingin membuat kita lebih rilex, warna ini bisa di aplikasikan kepada asesoris2..misalnya bantal, vas bunga, karpet, ada kesan hijau...sementara untuk yang ditempel di dinding, seperti foto dan lukisan, bisa berwarna biru...

Kita coba saja...

Note 1: untuk suara, saya sendiri bisa lebih fokus bekerja bila mendengar suara air/hujan, makanya di Ipod saya, ada suara efek hujan.
Note 2: bener saya memang pake Windows vista (64bit) tapi di Mac Pro ;-)

Monday, 6 October 2008

Krisis! Harga Bangunan Naik!! Perlukan saya berhenti?

Perlu kah stop pembangunan? atau tunda proyek untuk tahun depan?

Saya sendiri pernah berpikir seperti itu, menunda, karena harga material tiba2 naek...

Walau ada ternyata saya sendiri tersadarkan akan satu hal.

Harga barang 'tidak pernah' turun. Bila iya, tidak drastis, sedangkan bila naik, ya menjulang tinggi.

Untuk kita yang berencana untuk membangun, tetaplah pada rencana ini. 
Untuk kita yang sedang dalam tahap membangun, menunda pekerjaan, dan membatalkan proses pekerjaan, terlepas dari harga material bangunan,  akan menyebabkan biaya semakin tinggi.

Lalu bagaimana bila kita tidak sanggup di 'tengah jalan'. 

Strategy staging. 

Fokus kepada stage yang krusial, terutama pada bagian eksterior. Pastikan bahwa, dengan biaya 'minimum' yang kita bisa pastikan ada, sudah tercakup dinding, atap, kaca, listrik, dan air.

Artinya, bila proyek ada kemungkinan berhenti, pastikan rumah tersebut "sudah berfungsi", yang berarti dapat dihuni. Walau dinding belum di cat, walau lantai belum terpasang semua.

Proyek dapat berjalan lagi, dengan membereskan bagian interior, landscape dan pendukung lainnya. Malah, mungkin ada baiknya pemencahan ini, sehingga kita tidak 'terburu2' menyelesaikannya, dan fokus kepada stage arsitektur, interior, landscape dsb.

Jalanin saja.

*selama masih dalam batasan rasional, tentunya.

Sunday, 5 October 2008

Arsitek Indonesia

Arsitek di Indonesia, juga seperti profesi lainnya di Indonesia, secara umum masih merasa 'dibawah kelas' profesi yang sama di negara2 lain. Rasa 'minder' dan anggapan masyarakat bahwa 'produk indonesia' dibawah rata-rata masih terasa dominan.

Namun bila kita teliti lebih lanjut, terkadang, perbandingannya lah yang tidak sesuai. Sering kita membandingkan para arsitek kita dengan arsitek 'kelas dunia'. Misalnya, arsitek top dari Amerika. 

Yang kita tidak sadari adalah, para arsitek top ini, juga merupakan 'arsitek top amerika', yang berarti, di mata arsitek 'umum' di amerika, merekalah yang paling bagus. Sementara, banyak arsitek di Amerika atau negara maju lainnya, sebernarnya, dapat kita anggap 'biasa' saja, atau tidak lebih bagus dari arsitek lokal.

Seperti misalnya, acara TV 'Sex and the City' dan acara TV lainnya yang sejenis, yang mungkin secara umum, kita anggap adalah bagian lifestyle dari warga di Amerika pada umum. Single adult woman yang penuh dengan 'kegiatan' seksual dalam hubungan dengan pria mana saja yang mereka suka. Terasa sangat liberal dan bebas dari kungkungan 'moral'.

Kembali lagi kita harus melihatnya, bahwa serial TV ini, adalah 'mimpi'nya orang Amerika juga, dalam arti, tidak realistis menggambarkan 'value' sehari-hari warga Amerika pada umumnya.

Apakah ada wanita2 seperti ini? pasti ada. Disini pun juga ada. Tetapi apakah ini menggambarkan lifestyle single woman di Amerika pada umumnya, jawabannya kemungkinan besar adalah tidak. Bahkan saya berani menebak banyak wanita di Amerika yang jauh lebih konservatif dibandingkan wanita di Indonesia.

Secara garis besar, manusia itu sama dimana saja.

Lalu hubungannya dengan arsitek di Indonesia apa?

Nasibnya hampir sama, dimana arsitek indonesia, menjadi korban image yang telah terbentuk selama ini, kelas kambing. Bila saya dilahirkan sebagai anjing, tetapi orang tua saya menggangap saya kambing dan memberi makan seperti layaknya kambing, teman-teman saya bilang saya itu benar kambing, guess what?walau saya berdiri didepan cermin, saya pun akan berkata, saya kambing.

Saya, dan arsitek indonesia lainnya, lupa untuk mengonggong.

Bila anda, sedang mencari arsitek untuk proyek rumah anda, hal yang terpenting justru memberikan motivasi kepada sang arsitek ini, agar dapat berani bekerja diluar apa yang selama ini ia kerjakan. Berikan tantangan dan dukungan kepadanya.

Mungkin anda merasa konyol untuk melakukan hal ini. But trust me, bahkan bila anda melihat sang arsitek ini sudah cukup baik hasilnya, tetap tantang ia agar bisa lebih baik lagi. Bangunkan arsitek ini dari ingatkan bahwa ia bisa mengonggong.

Saya sendiri sering kehilangan motivasi dalam bekerja. Dan klien yang baik, justru adalah para klien yang membuat saya 'menggonggong' lebih keras. Mengingatkan kepada saya, saya bukanlah, kambing.

Bila sang arsitek diberi motivasi, ia akan memberikan hasil yang baik, dan berarti, untuk para klien, itu adalah keuntungan yang luar biasa, dimana sang arsitek dapat memberikan hasil yang terbaik untuk kita.

Friday, 3 October 2008

Feng Shui Lagi....


Apakah Feng Shui bagian dari arsitektur?

Well, ada yang setuju, ada yang tidak. Yang tidak setuju mungkin berpendapat karena Feng Shui sifatnya tidak terukur/teruji, atau puluhan alasan 'akademik' dan 'profesional' lainnya...

Dan penjelasan itu saya rasa masuk akal.

Tapi, yang juga saya pikirkan, lalu bagaimana tentang efek warna? golden section? proporsi? emotional attachment? hirarki?

Apakah sebuah 'karya arsitektur' hanyalah sebuah 'benda' yang harus masuk akal?

Lalu kenapa kita 'suka' akan satu style tapi 'benci' akan style lain? (walaupun keduanya memiliki fungsi yang sama)

Mengapa saya harus memperhatikan 'simbol'2 tertentu dalam mendesain Gereja atau Mesjid?

Mengapa rumah tinggal, tidak bisa kita anggap sebagai 'our personal temple', dimana saya adalah Raja nya?

Untuk siapa arsitek mendesain rumah tinggal? Apakah rumah itu harus 'masuk akal'?

;-)


Thursday, 25 September 2008

Desain Rumah Gratis?

Bagaimana bila kita para arsitek memberikan desain rumah gratis?

Berita diatas, seharusnya membuat para calon klien 'kegirangan'..good news! Saya punya ide seperti ini bertahun-tahun sebelumnya, pertanyaannya, apakah mungkin?

Ini dilema desain rumah gratis:
  • Untuk klien, uang untuk membangun rumah tidak sedikit, dan upaya untuk menabung dan mencicil pinjamannya sungguh berat. Dengan mengeluarkan 'biaya tambahan' lagi berupa jasa arsitek, tentunya akan menambah beban menjadi lebih berat.
  • Untuk arsitek, bila desain rumah gratis, lalu kita hidup dari mana? memang ada scheme 'design and build' yang bisa jadi jalan keluar, tapi bila anda melihat posting2 saya sebelumnya, justru cara ini malah bisa lebih boros buat klien (secara umum).
  • Untuk klien, pertanyaannya adalah, yang namanya gratis, tentu akan berbeda dengan kualitas desain yang 'dibayar', namanya juga barang gratisan, sementara anda tentu ingin agar rumah ini menjadi rumah yang baik.
  • Untuk arsitek, bila kita memberikan desain rumah yang gratis, di khawatirkan 'value' dari arsitek justru semakin lemah. Alias, semakin sulit orang ingin memberikan fee yang 'baik dan wajar' kepada arsitek.
  • Untuk klien, terkadang bukan selalu masalah uang, arsitek dengan 'fee yang terjangkau' rata2 adalah arsitek yang kurang berpengalaman, atau desainnya 'kurang bagus'. Sementara 'arsitek yang bagus/punya nama' rata2 mereka hanya melirik proyek dengan fee yang super tinggi, atau proyek yang bergengsi saja. Belum lagi waktu yang disediakan, tentunya sangat sedikit, alias sang arsitek 'super sibuk'.
  • Untuk arsitek, bila kita memberikan desain gratis, itu artinya desain yang 'seadanya' atau 'instant' saja, mungkin dapat diartikan desain yang hanya bisa dijadikan acuan saja, bukan gambar kerja resmi.
  • Untuk klien, bila anda mendapatkan desain gratis seperti ini, bagaimana pun juga anda tetap memerlukan team lain yang handal, mungkin kontraktor yang sangat berpengalaman, atau mungkin juga bantuan arsitek muda agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda nantinya.

Intinya, memang gampang-gampang susah memberikan 'desain rumah gratis', di satu sisi, para arsitek sebenarnya tidaklah terlalu sulit meluangkan waktu untuk memberikan gambar ini, pada sisi lain, tanggung jawab atas gambar itu tetap ada, paling tidak, tanggung jawab moral. Selain itu, biasanya para arsitek ingin agar rumah tersebut terbangun dengan baik, dengan memberikan desain yang gratis, kemungkinan para arsitek tidak akan terlibat dalam pembangunannya, sehingga sulit untuk mengontrol hasilnya.

Sebenarnya ada cara lain yang dapat digunakan.

bukan memberikan 'desain rumah gratis', tetapi yang diberikan adalah "inspirasi desain rumah".

Bila bersifat inspirasional, maka, 'karya' sang arsitek adalah "inpirasi"nya, bukanlah produknya.

Banyak pemilik rumah yang sebenarnya, punya dana, namun sulit untuk mencari arsitek yang cocok dengan kebutuhannya. Sulit disini bisa diartikan, tidak mengenal arsitek yang 'dapat dipercaya', tidak kenal satu pun arsitek, lokasi tanahnya berada didaerah yang cukup jauh (dari arsitek yang dia inginkan), atau punya arsitek namun ingin masukan/ide dari karya desain arsitek yang lebih senior (misalnya).

Untuk kasus seperti itu, maka gambar "inspirasi desain rumah tinggal" memang diperlukan.

Saya pun, cukup sering di'hire' oleh klien dari luar Indonesia, dari negara2 yang sangat maju hanya karena mereka ingin 'inspirasi desain' dari saya. Yang mereka 'butuhkan' bukan arsitek yang dapat membangun (tentu banyak di negara tersebut) , tetapi yang mereka inginkan adalah (mungkin), ide dan inspirasi dari karya saya. Desain saya lalu mereka 'tweak'sesuai dengan kebutuhan/regulasi di negara tersebut.

Berpikir seperti kasus ini, sebenarnya, kita para arsitek, sangat dimungkinkan untuk memberikan kepada 'siapa saja', gambar "inspirasi desain rumah tinggal" ini. Bisa gratis, atau dengan fee yang sangat terjangkau. Selama sang klien mengerti 'aturan mainnya' bahwa gambar ini hanya bersifat, inpirasional saja...

Thursday, 18 September 2008

Arsitek cuman gambar doang kok mahal banget ya...












Untuk saya yang arsitek, masih kaget mendengar komentar seperti itu...tetapi,

Apakah saya tidak akan berkomentar yang sama tentang dokter? lawyer? montir? financial planner?

Intinya, kita memang masih sulit untuk menerima 'kenyataan' tentang 'the power ofthe brain'.

Mungkin ada baiknya kita berpikir sejenak tentang 'para konsultan' ini..apakah benar fungsi mereka hanyalah sekadar 'ngomong doang', 'gambar doang', 'masak doang'?

Atau apakah sentuhan mereka yang dapat merubah yang jelek menjadi baik? yang salah menjadi benar? yang sakit menjadi sehat?

Apakah Paris akan seperti "paris" yang kita kenal, bila dikerjakan oleh 'arsitek' yang 'cuman gambar doang'?

Think About it..

(foto diatas saya ambil diatas bis di Paris...memang fantastik)

Tuesday, 19 August 2008

Help Me to make a better book..


Saya sedang menulis buku yang akan di rilis sebentar lagi, yang berisi tentang tips, atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sekitar 'berkarir menjadi seorang arsitek'.

Sementara ini tidak bisa cerita banyak tentang isi bukunya, namun, walau sudah hampir selesai, saya rasa ada baiknya meminta input dari teman-teman, yang sekalian ingin bertanya tentang hal karir ini. So, bila ada, silahkan email ke desainrenanda@yahoo.com dan sekalian tulis nama dan alamat anda (note: email ini bersifat pasif dan jangan digunakan untuk kontak langsung dengan saya)

bila pertanyaan anda saya gunakan dalam buku ini, saya akan mengirimkan gratis 1 buku ini, untuk dalam negeri saja ya, yang ada diluar negeri, bisa kasih alamat lain/teman/keluarga disini. Maksimal buku yang akan saya berikan berjumlah 100 buah.

Berikut contoh-contoh pertanyaannya:
- Bagaimana bila saya jenuh mendesain?
- Kapan waktunya saya membuat jasa desain sendiri?
- Kok saya susah mendapatkan klien?
- Kenapa kontraktor susah diajak kerja sama?
- Saya ingin jadi arsitek, namun tidak berbakat menggambar, apa bisa?

Jadi isi dari email itu hanya berupa (contoh)

********

Subject: Isi Buku "Untuk Arsitek"

Pertanyaan: Bagaimana saya tahu bila saya benar-benar berbakat menjadi arsitek?

Pengirim: Angelina Lopez, Jl.Kebayoran Baru No.1 Jakarta (etc, alamat kirim lengkap untuk kurir lah)

********

Pertanyaan sekitar, kuliah, profesi, bekerja di kantor arsitek, klien, kontraktor, desain, proses, kreatifitas..apapun yang ada di benak anda saat ini.

Cheers,

Raul Renanda

Friday, 8 August 2008

Rumah Tinggal...Wish List?

Oke, kali ini saya mencoba mengingat apa wish list kita untuk rumah idaman kita (gak berurutan, apa yang ada dikepala saya saat ini saja...)

  • Ada ruang-ruang yang kita butuh kan (tentunya), jumlah kamar dan luasnya 'cukup' seperti yang diperlukan...
  • Flow atau aliran jalan antar ruang-ruang tersebut enak dan terkoneksi dengan semestinya
  • Ada perbedaan antara ruang umum (ruang tamu, keluarga, teras depan) dengan ruang private (kamar tidur, kamar mandi, juga hubungan antara area owner dengan area servant)
  • Aliran udara masuk kedalam rumah
  • Pencahayaan cukup terang disiang hari
  • Desain exterior sesuai dengan 'image' yang kita inginkan, apakah menunjukkan kesuksesan, atau 'different/istimewa', canggih, humble, nyaman dsb.
  • Desain interior yang cantik ataukah yang nyaman
  • Penataan ruang sejalan dengan Fengshui, arah rumah dan bukaan juga mengikuti anjuran ini...
  • Rayap! jauh2 (apa memang benar2 ada rumah 100% bebas rayap? mungkin kita kembalikan ke material, rayap = kayu, ada kayu, ada rayap, bila rumah kita dari kaca/besi/plastik/kain logikanya gak ada makanan rayap, ya gak ada rayap..harusnya)
  • Nyamuk dan lalat, hampir gak mungkin gak ada kali ya? juga tikus..pasrah aja..
  • Rumah gampang perawatan...sebenarnya tidak ada istilah gampang perawatan, inti dari perawatan adalah niat merawat...kalo sudah cinta, mau kayak apa juga kita rela merawat...
  • Rumah aman dari 'serangan luar'
  • Rumah aman dari 'serangan dalam' alias 'little monster' (istilah favorit saya untuk anak2 saya yang 'bandel tapi lucu'...)
  • Rumah dengan pencayahaan yang terang berderang, atau rumah dengan pencahanyaan dramatik/keren...
  • Rumah hemat energi...walau segala hiruk pikuk tentang 'green' kayaknya keren dan penting, tetep akhirnya yang bisa kita rasakan ketika "hit our wallet", satu juta cerita tentang bahaya polusi pemakaian bensin berlebihan, kita gak perduli, tapi satu kenyataan harga bensin bikin sakit perut (saya menghamburkan 5-7 juta untuk bensin sebulan !!..padahal jarak pergaulan saya relatif pendek, gak bisa bayangin teman2 yang lain yang rumah dan aktifitasnya jauh2) baru kita ngerti ngapain pake mobil boros dan jalan jauh2....dan listrik tentunya yang hemat...
  • well segitu dulu... ada ide lainnya?
Wish list kayak gini, perlu kita miliki sebelum kita membangun/mendesain rumah, dari daftar keinginan ini, nanti ada beberapa hal yang saling 'bertabrakan'..kita harus memilih...

Kita kembalikan ke pilihan bukan?

Tuesday, 5 August 2008

1%




“Genius was 1 percent inspiration and 99 percent perspiration.” Edison.

Arsitek/Desainer anda, adalah sang 'satu persen'....sebuah peran 'kecil' yang justru menentukan segalanya...

Thursday, 31 July 2008

Percayakan kepada "team ahli" kita...

Kenapa kita meng-hire, arsitek, interior, dan kontraktor? karena mereka adalah ahlinya. Kita bisa saja lebih pintar dan lebih banyak mempunyai informasi tentang rumah tinggal yang 'keren' dan segala hal mengenai fungsi rumah 'mewah' (misalnya), namun pada saatnya kita pun harus melepas rasa kontrol tersebut kepada team kita, mengapa? karena mereka adalah orang-orang yang memang hidupnya dari 'keahlian' tersebut.

Misalnya, saya senang menyanyi, saya suka ber-karaoke, dan ibu, istri, anak dan teman2 merasa suara saya bagus...tapi apakah itu artinya saya bisa menjadi penyanyi profesional? begitu juga dengan memasak, menjahit dan 'hobi2' lainnya. Semua keahlian kita yang diakui oleh orang2 disekitar kita, tidak akan artinya dengan orang yang menggantungkan hidupnya kepada 'hobby' tersebut.

Mereka adalah orang-orang yang, makan, tidur, bernapas dengan 'hobby atau keahlian' tersebut.

Bisa saja kita mempunyai talent lebih baik dari para 'profesional' tersebut, namun, tetap saja, mereka mempunyai kelebihan dan pengalaman yang tidak kita punyai.

Jadi, bila kita menemukan kekurangan dari arsitek/interior dan kontraktor kita, dan ada beberapa hal yang kita merasa lebih baik dari mereka, maka diskusikan hal tersebut, sampaikan apa2 yang kita inginkan, atau informasikan. Namun, setelah itu, biarkan mereka yang mengerjakannya...kita hanya bertugas untuk meng-guide mereka.

Mungkin hasilnya tidak akan sempurna atau 100% seperti apa yang kita inginkan, namun bila kita bijaksana, hal yang 'biasa' pun terkadang lebih baik dari pada hasil yang 'kacau balau' akibat hilangnya motivasi dari team kita, atau campur tangan kita yang terlalu dalam...

Monday, 21 July 2008

Siapkan Team Hebat untuk proyek rumah kita!













Setiap proyek rumah tinggal, seperti proyek2 lainnya (membuat rocket ke bulan, membuat mobil racing, membuat acara arisan besar, acara perkawinan) harus dimulai dengan pilihan orang-orang yang bagus dalam pekerjaannya dan cocok dalam menjalankan tugas.

Kita sering menganggap bahwa membuat rumah tinggal hanyalah:
- Saya punya tanah
- Saya pinya uang
- Saya cari 'tukang gambar'
- Saya cari kontraktor
- Beres.

Padahal dalam pelaksanannya akan banyak tuntutan yang besar, masalah yang harus dihadapi, segala macam pendapat dsb.

Mulailah proyek kita dengan membangun team yang kuat, yang berarti terdiri dari:
- Arsitek
- Kontraktor
- Kita sebagai pimpinan team
- Pasangan kita (bila kita sudah berkeluarga) sebagai 'sidekick'

Hindari memberikan tugas dari top down. Sebaiknya bekerja bersama, suksesnya rumah ini adalah sukses semua, 'gagal'nya proyek ini adalah 'kesalahan' semua, hindari 'blame game'..

Siapkan team yang hebat, untuk karya yang hebat!

Wednesday, 16 July 2008

Memilih Arsitek...























Architect" usually depicts an image of a lateral thinker; the guild of society that think "outside the box", many connotations are attached to the way we should think, act and dress." (image dan tulisan dicolong dari sini..)

Entah kenapa, tiba2 ada 3 pihak yang saling berkaitan ingin bertemu dengan saya untuk menjadi konsultan mereka...yang pertama, proyek rumah tinggal, kedua, proyek interior, yang terakhir adalah proyek 'komersial'...

Di keroyok seperti itu tentu sebenarnya menyenangkan buat saya, apalagi, entah kenapa, saya sangat merasa comfortable dilingkungan para 'calon klien' ini, ada rasa, secara intelektual rada 'nyambung', walau mereka lebih 'senior' dari saya...

singkat cerita, diproyek yang komersial ini lah yang dimana saya diminta untuk memberikan 'nyawa' baru kepada proyek yang setengah jadi ini. Arsitek yang mereka pilih adalah salah satu arsitek terbaik dinegeri ini, dan saya mengenalnya sangat baik dan juga orang yang saya hormati dan kagumi. Entah kenapa, sang klien, tidak sengaja, bertemu dengan saya dan memberikan kesempatan untuk memberikan energi baru diproyek ini.

Sepintas tidak ada masalah mendasar dengan sang arsitek yang telah mereka pilih, apalagi bila bicara soal pengalaman, beliau lebih banyak tahu dan teamnya pun lebih komplit dari pada saya. Lalu apa yang menyebabkan keterlibatan saya diperlukan? Jawabannya ternyata adalah;

Cocok dan tidak cocok.

Bukan teknis, bukan estetik, bukan kualitas, bukan profesionalisme, bukan finansial, bukan waktu, tetapi 'cocok'.

Bila saya mencoba untuk menganalogikan dengan karir seorang penyanyi profesional; mereka adalah orang yang tahu, mana lagu yang cocok dengan suaranya, mana lagu yang tidak bisa mereka nyanyikan. Bukan masalah 'fales', bukan masalah umur, bukan masalah gaya, tetapi, apakah karakter sang penyanyi dapat berfungsi dengan maksimal pada lagu tersebut.

Seorang produser hebat, tahu, siapa 'artis' yang baik untuk, menyanyikan lagu tertentu, atau untuk filem, tahu peran yang cocok untuk artis tertentu.

Memang ada orang2 yang luar biasa bakatnya, dapat menyanyikan lagu apa saja, dapat berperan mejadi apa saja...namun, saya yakin, mereka tetap mempunyai lagu atau peran yang dapat memberikan mereka kesempatan untuk perform secara maksimal.

Kembali ke cerita arsitek, bila kita ingin mencari arsitek untuk rumah tinggal kita, kita pun harus menyadari bahwa, terkadang, nama besar seorang arsitek belum tentu adalah orang yang terbaik untuk proyek kita. Yang terpenting adalah mencari seorang arsitek yang dapat mengerti visi kita sebagai owner, arsitek yang dapat berkomunikasi dengan baik kepada kita, arsitek yang dapat 'menjadi satu' dengan proyek tersebut.

Kita sebagai owner dari proyek rumah tinggal kita, memang selayaknya bekerja seperti seorang produser sebuah album musik, filem atau pelatih team olah raga. Mencari bakat2 baru, atau memaksimalkan top talent untuk satu tujuan; menghasilkan proyek (kita) yang terbaik.

Maka, tak heran, biasanya orang yang berbekal pengalaman manajerial yang baik -buat saya sebagai arsitek- adalah seorang klien yang luar biasa...


Friday, 27 June 2008

Buat rumah kita , 'MEMORABLE'

Saya pernah ke rumah teman saya yang saya anggap 'biasa'2 saja desainnya, namun entah kenapa 'memory' saya tentang ruang tamu miliknya sangat kuat. Ada beberapa hal yang di dalam ruangan tersebut terasa istimewa, atau lain dari pada ruangan/rumah-rumah pada umumnya.



Memang kesan istimewa ini sangat personal, namun ide bahwa kita harus membuat rumah kita unik tidak selalu dalam bentuk yang wah, atau dalam desain rumah yang spektakuler. Bisa saja dalam bentuk lukisan yang 'lucu' misalnya, atau bentuk asbak yang unik, atau foto keluarga yang santai.



Konsepmya adalah, ruang tamu kita adalah 'ruang untuk tamu', jadi bagaimana cara kita memanjakan tamu kita, seperti misalnya, kita sebagai tamu hotel, atau lobby lounge lainnya. Ada makanan/minuman ringan misalnya, atau buku/majalah, dan aneka hiasan dinding untuk menjadi 'eye candy' buat sang tamu....









Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, 25 June 2008

Mohon Maaf dan Terima Kasih Untuk Emailnya... ;-)

Dear Pembaca dan Teman2 yang baik,

Saya mohon maaf sebesarnya untuk yang sudah mengontak saya, namun merasa enggak saya balas/perhatikan, kiranya ada beberapa hal yang sering saya dapati dapat 'menghambat' hubungan baik kita:

- Kesalahan penulisan Email, terkadang, walau yang saya lakukan hanya langsung me-reply, namun entah kenapa email saya di tolak, a.k.a muncul "mailer daemon" alias email gak nyampe...

- Kesalahan email no.2, yaitu email2 dari anda entah kenapa masuk ke dalam kotak "spam" atau "bulk" yang walau saya suka cek juga, namun kadang tidak terlalu sering, dan bila saya buka, sudah terkirim oleh anda beberapa lama sebelumnya...

- Overload, disini kesalahan ada di pihak saya, terkadang simply, just way too busy, atau sedang ke luar kota (dimana akses internet cukup mahal/terbatas), dan walau sukur tidak terlalu sering, saya sedang sakit atau hal lain yang membuat waktu online saya menjadi terbatas.

- Pertanyaan yang tidak jelas/terlalu pendek, ada beberapa pertanyaan yang sangat pendek dan tidak jelas, atau beberapa pertanyaan yang sulit untuk saya jawab seperti "kemana baiknya arah buka pintu saya, kedalam atau keluar", nah pertanyaan tersebut cukup sulit karena saya tidak tahu arah rumahnya/posisi interiornya.

- Meminta langsung digambar, walau terkadang saya dengan senang hati melakukannya (saya cukup sering membantu teman-teman saya), inti dari nafkah seorang arsitek adalah 'gambarnya' bila kita mengaharapkan sang arsitek untuk memberikan gambarnya begitu saja, lalu dari mana income sang arsitek? terlebih lagi saya menganjurkan untuk tidak menggunakan jasa arsitek - desain dan bangun (akan saya jelaskan lain hari). Namun pada dasarnya waktu lah yang membantasi saya untuk dapat membantu anda dalam memberikan solusi lewat gambar.

- Hanya memberikan nomer telepon, sekali lagi ini adalah kesalahan saya, didalam form memang tertulis seperti itu, dimana ada pihak kami yang akan menghubungi anda, namun keterbatasan team kami yang membuat cukup sulit untuk menghubungi anda langsung lewat telepon.

Kiranya seperti itu, ada kesalahan dipihak kami, dan berusaha untuk memperbaikinya...mohon maaf dan sekali lagi terima kasih atas email2nya.

Untuk teman-teman yang 'beruntung', alias emailnya saya jawab (terkadang puanjang sekali..) harap juga dimaklumi bahasa yang terkadang terlalu santai/bebas, dan harap melihatnya dari segi yang positif, kita bisa saja beda pendapat, kita bisa saja beragumentasi, dan mungkin jawaban dari saya tidak mengena atau nyasar...semoga lain kali saya bisa membantu lebih baik

Intinya jangan kapok ya...

regards,

Raul Renanda

Monday, 9 June 2008

I-Arch, 13 Young Architects...



































































Majalah I-Arch bisa dibeli di mana2, yang saya tahu ada di Kinokuniya dan Gramedia, Isinya sangat menarik. Berbeda dengan majalah lainnya yang berupa 'design showcase', majalah ini justru menitik beratkan kepada sang 'arsitek' terutama bibit2 muda...bila kita ingin mencari arsitek muda dan berbakat serta 'potensial' saran saya, justru anda mencarinya di majalah ini, sedangkan untuk kita yang ingin mencari arsitek yang lebih 'establish' majalah lainnya bisa jadi acuan.

Putu Edy Semara
Adi Purnomo
Raul Renanda
Agus Samsudin
Sukendro Sukendar
Putu Manendra
Rizal Muslimin
Zenin Andrian
Edwin Nafarin
Yu Sing
G. Supie Yolodi
Samuel A. Budiono
Tan Tik Lam

Yup 13 "young" architect...under 40

Media Indonesia...



























Liputan di Media Indonesia,

Thanks buat mbak Lintang ;-)

Monday, 2 June 2008

Sexy, Smooth & Sleek
























Foto

Kerap dalam dunia desain, kita menilai karya desain dengan ungkapan seperti layaknya wanita. Begitu juga dengan arsitektur, keindahan bangunan yang kita buat kerap memberikan rasa yang menyenangkan.

Sexy, Smooth dan Sleek mungkin adalah keyword yang baik untuk menilai karya tersebut.

Apakah desain rumah tinggal kita sudah memberikan kesan tersebut?

Thursday, 22 May 2008

Sneak Peek : Buku "Untuk Arsitek"...



















Ada beberapa teman yang bertanya kok saya semakin jarang menulis di blog ini? well, energy saya curahkan untuk 'yang satu ini'...

Masih dalam tahap 30-50%, buku "untuk arsitek..." saya tulis sebagai bacaan ringan untuk kita para arsitek muda dan mahasiswa...

Semoga lancar..doain ya..

Tuesday, 20 May 2008

Stick with it...

Penting sekali buat kita agar kita tetap berpegangan dengan prinsip Interior, terutama warna yang telah kita tetapkan..

terutama kita sedang membeli barang2 untuk interior rumah kita. Jangan kita tergoda dengan tawaran harga murah yang ada di toko, namun tidak sesuai dengan konsep interior kita.

Kita harus ingat interior yang adalah satu kesatuan tema, bukan indah/mahalnya barang2 individual...

Material bangunan yang baik?

Bila kita bingung material finishing apa yang baik buat rumah kita, perhatikanlah material yang sudah dipakai dirumah lainnya, dan pastikan rumah tersebut telah berdiri lebih dari satu tahun.

Mengapa? Karena setelah rumah lama berdiri, karakter material yang sesungguhnya baru terlihat...

Mungkin material finishing setelah sekian lama akan retak-retak?

Mungkin material tersebut mudah kotor?

Mungkin material tersebut berubah warna setelah sekian lama?

Jangan terpancing dengan kualitas material bangunan yang cantik sewaktu masih baru...

Monday, 19 May 2008

Wednesday, 14 May 2008

Why Not?

(dari Tunagus M. Aziz Soelaiman, Arsitektur ITB - Forum IAI)


HAL-HAL YANG DIDAPAT DARI "GREEN FESTIVAL"
(AKSI MENYELAMATKAN BUMI)

A I R

01. Pemakaian air kita :

a. Sikat gigi : dengan keran, 1 menit = 6 L
dengan gelas = ½ L

b. WC flush : single flush = 6 L
dual flush = 3 L
untuk buang air kecil,
tekan flushing kecil
untuk buang air besar
tekan flushing besar

c. Cuci mobil : dengan ember = 75 L
dengan selang = 300 L

d. Cuci mobil/siram tanaman dengan selang selama 30
menit = 180 L

e. Mesin cuci : front loading = 100 L
top loading = 150 L

f. Cuci piring : keran (15 menit) = 90 L
baskom = 45 L

02. Keran / WC bocor, per hari membuang air
sia-sia 100 L

03. Rata-rata pemakaian air di Indonesia, per
orang per hari 144 L = 8
galon, sedang di kota per orang per hari 250 L = 13
galon

04. Pemakaian toilet shower lebih irit air
daripada gayung

LISTRIK

01. Matikan alat listrik saat tidak digunakan.
Jangan biarkan alat
listrik berada pada kondisi stand by, lepaskan
kabel dari stop kontak.
Gunakan stop kontak dengan tombol on / off agar
tidak perlu repot
mencabut/memasang kabel.

02. Pada kondisi stand by, alat elektronik masih
menggunakan listrik
sebesar 5 watt. Membiarkan TV, computer, tape, DVD
player pada kondisi
stand by selama 8 jam/hari berarti :

- melakukan pemborosan listrik sebesar 160
watt/jam/hari

- memboroskan uang sejumlah Rp. 35.000,- / tahun

- memboroskan emisi 43 kg CO2 / tahun

03. Hematlah listrik terutama pada pk. 17.00 -
22.00 karena pada saat
itu semua peralatan listrik pada umumnya dipakai.

04. Pakailah lampu hemat energi jenis CFL yang
ditandai dengan lpw
(lower per watt). Semakin tinggi lpw nya, semakin
effisien lampu
tersebut. Pilih lampu CFL dengan lpw lebih besar
untuk watt yang sama

Monday, 12 May 2008

Arsitek Keras Kepala (lagi)

Buat saya, selain mendesain 'eksterior' rumah tinggal, sebuah proyek 'interior' terkadang cukup menarik perhatian saya, terutama bila rumah tersebut di desain oleh arsitek lain.

Entah kenapa bulan ini saya mendapatkan 2 buah proyek interior rumah tinggal, dari 2 karya arsitek yang berbeda.

Arsiteknya boleh berbeda, namun, keluhan dari sang owner..sama saja.Masing-masing arsitek 'keras kepala'. Alias, sulit untuk memenuhi keinginan sang owner.

Bedanya, yang proyek pertama saya tidak setuju dengan sang arsitek, sementara, 'anjuran' arsitek di proyek yang ke 2 justru saya 'mengerti' atau setuju. Yang pertama terkesan 'asal' keras kepala, sementara arsitek lainnya menunjukkan kesan 'alasan yang jelas'.

Mungkin pandangan saya terhadap kesan 'asal keras kepala' tersebut agak keras. Namun pada intinya, letak persoalannya adalah : alasan. Atau 'reasoning'.

Dalam perbedaan pendapat dengan klien, ada 3 hal yang berpengaruh; 2 hal pertama mutlak, sedangkan yang ketiga 'debatable':

1. Budget; sebuah usulah dari arsitek tidak boleh memberatkan sisi keuangan sang owner. Bahkan bila bisa, meringankan biaya pembangunan.

2. Waktu; sebuah usulan sebaiknya tidak menunda pekerjaan dilapangan.

Artinya, dari kedua poin diatas, tidak ada salahnya sebuah usulan tersebut berdampak biaya tinggi atau waktu yang menjadi lama, selama sang owner menyetujuinya.

Yang ke 3...Estetika.

Hal keindahan inilah yang sangat sulit di perdebatkan. Saran saya seperti ini, bila kita mencari arsitek karena alasan 'desain dia bagus', maka percayakan keputusan estetika kepadanya. Namun, bila alasan kita mencari arsitek karena 'alasan selain estetika' maka, jelaskan kepadanya, dari awal bahwa kita akan juga turut mengontrol sisi keindahan dari rumah tinggal ini....

dan bila anda sang arsitek...usahakan memberika alasan yang jelas, mengapa kita mengambil keputusan yang agak berbeda dengan keinginan sang owner. ..

Monday, 28 April 2008

It's the layout.....stupid.

waduh, judul diatas memang terkesan...kasar sekali ya..

tetapi mungkin memang kita perlu 'warning' yang agak keras untuk benar-benar memahami tentang mendesain rumah yang baik. Memang banyak hal yang juga penting bila kita sedang mendesain rumah tinggal kita, tampak bangunan penting, sturktur yang baik juga penting namun dari berbagai hal yang penting-penting tersebut, tetap, layout rumah adalah yang terpenting...mengapa?

Kita harus kembalikan lagi ke tujuan kita membangun rumah, yaitu untuk berfungsi dengan baik sebagai wadah kita beraktifitas sehari-hari, sebuah shelter.

Ibaratnya seperti ini, apa gunanya sebuah mobil mewah yang tidak bisa berfungsi dengan baik?
apa gunanya sepatu mahal yang kesempitan?
apa gunanya televisi besar tanpa sinyal tv/video?

Sebelum kita melanjut membahas/membangun rumah kita, pastikan, layout rumah tinggal kita nantinya, sesuai dengan fungsinya dengan jelas.

Mungkin kita kesulitan untuk 'memaksakan' sang arsitek untuk mengikuti selera kita; mungkin kita sulit untuk meminta pembangunan yang lebih cepat kepada kontraktor kita.

Tetapi bila kita berhadapan dengan layout rumah yang 'aneh' atau dirasa tidak berfungsi semestinya, yang harus kita lakukan sebagai pemilik rumah adalah bersikap "ini rumah saya, dan saya ingin rumah ini berfungsi sebagaimana mustinya".

Bila sang arsitek bersikeras untuk memaksakan kehendaknya. Sudah saatnya anda mencari arsitek lain....

It's the layout stupid.

Tuesday, 22 April 2008

Pilih Arsitek yanh sesuai dengan kita...

Saat saya meliput sebuah rumah tinggal yang akan di tampilkan di salah satu TV swasta, saya berkesempatan untuk bertemu dengan sang pemilik rumah. Karena posisi saya sebagai 'orang yang independen', alias tidak ada hubungan dengan sang arsitek maupun yang punya rumah, saya berkesempatan menanyakan satu hal yang cukup penting (buat saya..);

"mengapa ibu memilih arsitek ini? apa dasarnya ibu menggunakan jasanya?"

Jawaban yang diberikan oleh yang punya rumah, sungguh masuk diakal, "saya memilihnya karena ia adalah arsitek yang mau mendengarkan keinginan saya, beberapa arsitek terkesan memaksakan kehendaknya kepada saya"...

Mendengar jawaban tersebut, saya sungguh mengerti apa yang ia maksud. Karena, memang ada teman saya yang menggunakan jasa arsitek yang cukup senior, sang klien pun harus bertemu dirumah sang arsitek (bukan di tempat klien seperti biasanya..) dan yang cukup mengejutkan buat teman saya itu, ketika mereka ada berbeda pendapat, teman saya justru 'diusir' dari rumah arsitek tersebut......sungguh menyebalkan?

and you know what?

Teman saya tetap menggunakan jasa sang arsitek, dan sangat bangga akan hasilnya.

Kedua contoh tersebut adalah sisi yang berbeda. Dimana, kedua tipe klien tersebut, memang sungguh berbeda.

Yang pertama, mengharapkan sang arsitek membantu mewujudkan rumah impiannya..
Yang kedua, mengarapkan sang arsitek dapat mereliasasikan 'karya terbaik' sang arsitek...untuk rumahnya...

Memang pada akhirnya, kita lah yang menentukan arsitek mana yang cocok buat kita. Kedua 'jenis' arsitek, yang memaksakan kehendaknya (agar desain rumah tersebut menjadi baik) dan tipe arsitek yang akomodatif (agar kita yang punya rumah merasa rumah tersebut 'milik' kita) pastinya dapat memberikan hasil desain yang baik...hanya pendekatannya yang berbeda..

Nah, untuk anda, arsitek mana yang cocok untuk rumah anda nantinya?

Sunday, 20 April 2008

Sesuaikan Asesoris Rumah kita...


















Minggu lalu saya mendapat kesempatan untuk tampil di acara TV (one - home and living - sabtu) sebagai desainer tamu yang memberikan komentar/masukan kepada karya arsitek yang di tampilkan pada acara tersebut...

Secara garis besar saya tidak melihat adanya 'kritik' dari rumah tersebut, karena memang sudah dianggap baik. Namun saya menemukan hal yang 'tipikal' terjadi di rumah tersebut (dan juga di proyek2 saya), yaitu..

Problem dimana sang pemilik, masih mempunyai barang2 yang ia miliki dari rumah sebelumnya, biasanya berupa furnitur dan asesoris. Masalahnya adalah, sering kali furnitur dan asesoris (asbak, vas, pajangan, etc) tersebut tidak sesuai lagi dengan tema rumah baru tersebut..

Memang beberapa barang lama itu mempunyai 'nilai' sendiri, mungkin berupa hadiah dari orang yang penting, atau barang yang dulu kita beli mahal sekali namun sulit dijual dengan harga yang baik...atau sekadar bukan habit kita membuang barang tersebut..

Salah satu pemecahannya adalah;

Diskusikan dengan interior desainer kita, apa-apa saja barang yang akan tetap digunakan dirumah baru tersebut, nanti sang desainer akan memberikan masukan; apakah diposisikan secara khusus (area lain), atau di combine dengan asesoris baru agar lebih selaras.

Cara lain yang lebih ekstrim? karena kita memang ingin tampil baru, carilah asesoris yang sesuai dengan tema rumah kita, toh semahal2nya asesoris itu, tetap lebih penting nilai rumah secara keseluruhan bukan?

Foto: Milan Furniture Fair 2008

Wednesday, 16 April 2008

Simplicity Wins...(.Rumah Cutbray?)















Kita selalu ingin rumah kita tampil fantastik...keren..luar biasa..dan tentu trendy.

Bila kita cermati perilaku kultur yang trendy pada masa lalu; celana jeans - 70's 'cut-bray', 80's baggy, 90's 'holes'...terlihat pattern bahwa yang trendy, memang keren sekali....pada masa itu saja. Sementara, yang tetap bertahan, selalu yang classic cut...Levi's 501 misalnya.

Pada masa orang2 disekitar kita, para artis, foto model menggunakan fashion masa kini, celana jeans '501' bukanlah bagian dari trend pada saat itu, namun juga bukanlah desain celana yang 'norak'...desain yang bertahan disebut..classic.

Lalu bagaiman dengan rumah kita? apakan rumah kita termasuk golongan trendy seperti Cutbray? apakah lebih ke "normal"2 saja?..

Rumah yang di desain dengan prinsip simplicity, wins overtime...


Foto: Rumah Ludwig Mies van der Rohe

Monday, 3 March 2008

Selera Arsitek...dan Selera Publik...
























Britney
Beyonce
Justin

vs.

Bjork
Sigur Ros
Tori Amos

Saya harap dapat menggambarkan kedua belah sisi dari musik yang sama-sama populer.

Namun, bedanya, ada yang populer untuk semua orang, sementara ada yang populer untuk penggemar musik khusus.

Begitu juga didalam desain rumah tinggal/arsitektur...juga terdapat perbedaan seperti ini.

Bila anda seorang desainer, maka pahamilah, bahwa, apa yang publik anggap baik, belum tentu sesuai dengan apa yang anda anggap baik.

Bila anda 'pemilik bangunan', carilah desainer yang mengerti apa yang anda anggap baik...

Lalu seperti apa desain yang 'benar-benar baik'? = adalah desain yang dianggap baik oleh anda dan desainer anda *.Tidak mudah memang, namun berusahalah untuk mendapatkan titik temu tersebut...

*bukan diartikan sebagai desain yang berkompromi...karena kompromi = moderation, yang berarti, tidak akan pernah 'istimewa'.

Designer: Keras Kepala....







Pernah berhubungan dengan desainer 'keras kepala'?

Entah mungkin masalah ego, atau gengsi....atau mungkin usul dari kita yang mereka anggap tidak sesuai...namun, memang permasalahan hubungan antara klien - desainer, selalu berhubungan dengan urusan 'selera' ;-)

Bila kedua belah pihak berbeda pendapat, permasalahan selalu mempunyai dua sisi yang berbeda; misalnya:

Apakah 'saya' yang sombong, atau 'dia' yang minder?
Dia yang tidak mau mendengarkan usulan saya? atau memang saya yang sulit juga menerima perbedaan pendapat?
Dia harusnya menuruti kemauan saya, karena saya yang memberikan penugasan kerja kepadanya...atau justru saya yang harus mendengarkan sarannya, karena alasan kita meng-hirenya karena sang desainer lah 'sang ahli' desain tersebut?

Apapun permasalahan yang ada, terkadang masalahnya justru bukan berada di desain; lebih ke hubungan sosial antara sang klien dan desainer.

Pada wawancara acara di Women Radio (94.3 FM) ada yang bertanya dengan saya, bagaimana memilih arsitek rumah yang baik? jawaban saya adalah, untuk masalah desain, kita bisa membicarakan apa keinginan kita dan sang arsitek juga bisa memberikan usulan nantinya. Untuk masalah fee, juga sama, kita kembalikan ke kemampuan kita sebagai klien...namun terlepas dari kedua faktor pemilihan arsitek, carilah yang bisa berkomunikasi dengan baik. Artinya, berhubungan dengan arsitek yang 'enak' secara personality, justru membuka peluang untuk mendapatkan hasil yang baik...

Lalu apa hubungan dengan gambar Yahoo - Google diatas? banyak yang mencoba membandingkan hasil pencarian dari kedua search engine tersebut, namun, kita harus menyadari kepopuleran Google. Dan satu hal yang pasti, banyak yang menyukai tampilan simplicity dari Google search.

Membuat halaman 'kosong' a'la Google, sangat, sangat lah mudah. Lalu mengapa sulit sekali Yahoo membuat nya?

Keras kepala mungkin? ;-)

Thursday, 28 February 2008

Raul Renanda - Women Radio Jumat Feb 28! Jam 4 sore

Bila kebetulan ada di dekat radio ;-) bisa dengarkan obrolan Griya di 94.3FM Women Radio jam 4 Sore..bisa telepon langsung ke radio (mungkin dibuka jam 3.30 pm) bila ingin bertanya langsung...

Topik:

Interior Rumah Tinggal

Enjoy!

Wednesday, 27 February 2008

Mencoba memahami 'fee' kontraktor...















image info

Sering kali saya berbicara dengan klien mengenai pemilihan kontraktor untuk membangun rumah tinggal mereka. Hampir semua klien fokus kepada pengajuan biaya, rulesnya 'jelas' yang paling murah, itu yang baik. Dan bila 'mahal' artinya tidak baik. Walau tetap ada perhatian ke 'proyek yang dikerjakan sebelumnya', pada akhirnya pengajuan biaya final lah yang menentukan.

Hal ini jelas wajar, mengapa? karena berbeda dengan fee para desainer yang 'hanya' sekian persen dari sebuah proyek, membayar kontraktor secara harfiah berarti 'membayar rumah itu sendiri'(tentu kita mengupayakan se-murah mungkin)...

Ada hal yang sering menghantui para klien, apakah saya membayar dengan benar? apakah saya di'tipu'nya?

Hal ini tidak lah mengherankan, mengapa? karena memang prinsip 'hidden cost' sudah menjadi hal yang lumrah dalam cara sang kontraktor mengajukan biaya pembangunan tersebut.

Namun, sebenarnya, hidden cost itu seharusnya tidak perlu ditutupi , bila komunikasi oleh kontraktor cukup jelas, karena didalam fee tersebut sebenarnya terdapat:

- Biaya tidak terduga, yaitu bila suatu saat harga material tiba-tiba naik, atau langka
- Biaya tenaga ahli khusus, tukang juga ada 'kelas'nya, semakin ahli, semakin tinggi biayanya
- Faktor kesalahan pekerjaan dilapangan
- Faktor mundurnya proses pelaksanaan/penundaan di lapangan

Sebenarnya, bila di'buka' lebih jelas, yang pada satu sisi justru mengambil jalur yang lebih beresiko, pada satu sisi lain justru memberikan ketenangan dan hubungan yang baik, terutama bila terdapat hal-hal yang ada diluar dugaan.

Bila kita sebagai klien, mengharapkan resiko yang buruk nanti akan ditanggung oleh sang kontraktor, seperti kesalahan pekerjaan, biaya material naik, dan penundaan pekerjaan dan pembayaran dari kita, secara fair, kita pun harus memahami bila mereka justru mendapatkan keuntungan yang besar, bila proyek berjalan dengan baik dan efisien. Disitulah letak kegunaan 'hidden cost'/profit dari sang kontraktor...

Saya sendiri, sebagai desainer, memang urusan biaya pembangunan lebih ditekankan kepada klien-kontraktor. Sementara dari 'pihak' desainer, lebih fokus kepada keahlian dan pengalaman sang kontraktor itu sendiri.

Banyak proyek yang tidak sukses, justru terletak kepada karena kontraktor yang tidak handal. Kesalahan desain pada fase perencanaan, dapat diatasi dengan pembetulan gambar, namun kesalahan yang terjadi pada masa konstruksi, memakan biaya yang luar biasa besar.

Pada intinya, justru letak kemampuan manajerial dan pengetahuan keteknikan yang handal, adalah kunci memilih kontraktor yang baik untuk rumah tinggal kita.

Tuesday, 26 February 2008

Bookshelves...




Ide2 lucu dari desain rak buku...bisa dilihat disini.

Oh, my wife will love it!